You Cant Keep It Unless You Give it Away

Apa yang kita tahu itu yang akan kita bagi..... dengan berbagilah kami akan semakin belajar, dengan berbagilah kami akan semakin termotivasi, dan dengan berbagi pula kami akan semakin sadar bahwa kami bukan apa-apa.

Adiksifitas Foundation
Provide

Counseling Services, Treatment and Rehabilitation, After Care Services and Vocational Learning, Support Group.

"... In this Ground , I can Take root and growth, Not alone anymore as in death... But alive to myself and Others"


Jumat, 16 Maret 2012

Tinjauan Hukum terhadap Peran Konselor Adiksi sebagai "AHLI"

California Evidence Code memberikan definisi tentang “seorang ahli” sebagai berikut :

“a person is qualified to testify as an expert if he has special knowledge, skill, experience, training, or education sufficient to qualify him as an expert on the subject to which his testimony relates” (Seseorang dapat memberi keterangan sebagai ahli jika ia mempunyai pengetahuan, keahlian, pengalaman, latihan, atau pendidikan khusus yang memadai untuk memenuhi syarat sebagai seorang ahli tentang hal yang berkaitan dengan keterangannya)

Konselor adiksi merupakan salah satu profesi yang sampai saat tulisan ini dibuat belum mendapatkan legitimasi secara nasional, namun diakui secara umum oleh pihak-pihak yang terkait dalam hal ini ialah Badan Narkotika Nasional (BNN), Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Sosial. Pengakuan dan legitimasi secara tersirat tertera dalam peraturan-peraturan yang telah dibentuk, antara lain:
Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2011, tentang wajib lapor,
pasal 5
Institusi penerima wajib lapor sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) harus memenuhi persyaratan:
Ketenagaan yang memiliki keahlian dan kewenangan dibidang ketergantungan narkotika
Persyaratan ketenagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sekurang-kurangnya memiliki:
-- Pengetahuan dasar ketergantungan narkotika;
-- Keterampilan melakukan asesmen ketergantungan narkotika;
-- Keterampilan melakukan konseling dasar ketergantungan narkotika; dan
-- Pengetahuan penatalaksanaan terapi rehabilitasi berdasarkan jenis narkotika yang digunakan

Peraturan Menteri Sosial (Permensos) No.03 tahun 2012, Pasal 14 ayat (1), sumber daya manusia bidang tekhnis rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 huruf b terdiri dari:
- Pekerja Sosial Profesional
- Dokter
- Psikiater
- Psikolog
- Konselor Adiksi
- Paramedik
- Instruktur Keterampilan
- Pembimbing Rohani; dan
- Tenaga kesejahteraan sosial/relawan sosial

Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rehabilitasi Medis Pecandu Narkotika, Pasal 12 ayat (1), Fasilitas Penyelenggara rehabilitasi medis pecandu narkotika harus memenuhi ketentuan ketenagaan meliputi:
Penanggung jawab harus seorang dokter yang memiliki izin praktek sebagai penanggung jawab;
Petugas Rehabilitasi, meliputi;
- Dokter;
- Perawat;
- Pekerja Sosial;
- Psikolog; dan/atau
- Konselor yang bersertifikat

Berdasarkan peraturan yang berlaku sebagaimana dijelaskan diatas, pada prakteknya seluruh lembaga rehabilitasi memiliki konselor sebagai sumber daya manusia yang memiliki tugas membimbing dan memfasilitasi perubahan pada klien (pecandu narkoba) agar pulih dari ketergantungannya.

Pertanyaan selanjutnya adalah,, bagaimana dengan legitimasi atas profesi konselor adiksi?
Profesi yang telah mendapatkan legitimasi spt pengacara, dokter, pikiater, dll., memiliki standarisasi dan mungkin kewenangan tertentu saat mereka menjalankan tugas dan kewajibannya.

Lantas, bagaimana dengan konselor adiksi??

Berdasarkan doktrin dan peraturan-peraturan yg berlaku diatas, apakah msih ada pendapat bhwa konselor adiksi BUKAN merupakan profesi ahli dalam bidang penanggulangan narkoba ??

Apakah masih ada pendapat yang mengatakan bahwa profesi konselor adiksi TIDAK SAMA dan TIDAK SEJAJAR dengan profesi lainnya (Dokter, Psikiater, Psikolog)..??

Legitimasi..!!!
Seimbangkan Hak dan Kewajiban..!!!

Kamis, 09 Februari 2012

NEVER JUDGE ANYONE

A doctor entered the hospital in hurry after being called in for an urgent surgery. He answered the call ASAP, changed his clothes and went directly to the surgery block.
He found the boy’s father going and coming in the hall waiting for the doctor. Once seeing him, the dad yelled:
“Why did you take all this time to come? Don’t you know that my son’s life is in danger? Don’t you have the sense of responsibility?”

The doctor smiled and said:
“I am sorry, I wasn’t in the hospital and I came the fastest I could after receiving the call…… And now, I wish you’d calm down so that I can do my work”

“Calm down?! What if your son was in this room right now, would you calm down? If your own son dies now what will you do??” said the father angrily

The doctor smiled again and replied: “I will say what Job said in the Holy Bible “From dust we came and to dust we return, blessed be the name of God”. Doctors cannot prolong lives. Go and intercede for your son, we will do our best by God’s grace”

“Giving advice when we’re not concerned is so easy” Murmured the father.

The surgery took some hours after which the doctor went out happy, “Thank God! Your son is saved!”

And without waiting for the father’s reply he carried on his way running. “If you have any question, ask the nurse!!”

“Why is he so arrogant? He couldn’t wait some minutes so that I ask about my son’s state” Commented the father when seeing the nurse minutes after the doctor left.

The nurse answered, tears coming down her face: “His son died yesterday in a road accident, he was in the burial when we called him for your son’s surgery. And now that he saved your son’s life, he left running to finish his son’s burial.”

NEVER JUDGE ANYONE because you never know how their life is and as to what is happening or what they’re going through.

Kamis, 26 Januari 2012

No Free Lunch

There will be No Free Lunch in this World. No one will give something without expectation.

Colonialisme, has explore our nature resources, They know exactly that our country is one of the potential country to explore (mine, forest, oil, etc.)

Since portuguese landed till japan come to Indonesia, they do anything to get our resources. They have knowledge to do that, and they know so easy for them to apply "Devide at Impera".

We thought we have free since 17 august 1945... from old school colonialism maybe, But Not from New era colonialism.

So many funding and support (money) from International organization (environment, human right, drugs, women and children, etc.). My question is, do they give that for free? I mean will they "Really Help".. Cause for me Help doesn't need agreement, help doesn't need requirement.

So what they hope from us with their support or funding in Indonesia? I'm not sure either, but what I know for know, at least they're able to dictate us to do what they want. Do this, Do that with their way and their policy.

You know what... Just go to hell with your aid. Take your lunch and get out.

The only problem is only "Mental Slavery" that comes from our people. no one will reject the money, they effort to pay.

Better to be a Mouse in Head Parts, than a Tiger in the kink Tail.

Rabu, 25 Januari 2012

Positive Law VS Social Consequences

Hukum Positif (Hukum yang berlaku) VS Konsekuensi Sosial.. 2 bentuk pertanggungjawaban yang hidup dan berlaku dimasyarakat.
Gw akan coba angkat kasus "AS" dalam kecelakaan maut di tugu tani...

Sesuai dengan hukum positif yang berlaku, "AS" wajib mempertanggungjawabkab perbuatannya sesuai dengan aturan yang berlaku, Mungkin dikenakannya pasal berlapis, dalam hal ini adalah kelalaian yang mengakibatkan matinya orang lain, penyalahgunaan narkoba, dan/atau pasal pelanggaran lainnya.

Katakanlah "AS" telah mempertanggung jawabkan perbuatannya, menjalani hukuman, dll. Lantas, apakah selesai disitu??
Sorry to say, But NO

Ini Indonesia Bung, ada konsekuensi sosial yang telah menunggu dan saat ini pun telah berjalan bahkan sebelum adanya putusan pengadilan. jngan berharap asas "Presumption of Innocence" dapat berlaku dmasyarakat.

Anda lihat respon dari masyarakat tentang kasus ini?? YES, that's the social consequences.. anda lihat  saat media memberitakan "AS" dbawah pengaruh narkoba, kontan, Bukan hanya "AS" yang menjadi sasaran, namun seluruh pecandu narkoba... ada yang pro dengan bersikap netral , namun lebih banyak lg yg bersikap kontra dan menjadi "Hakim Dadakan" atas kasus ini.

Inilah sedikit gambaran karakter masyarakat , dimana norma masyarakat dan adat jauh lebih mendominasi dan cenderung ditakuti, ini sudah mendarah daging dan sudah sepatutnya para pemangku kebijakan mempertimbangkan aspek sosiologis dan antropologi budaya dalam menerapkan hukum positif.

Just remember "Bad News is a Good News for Media"
Know the composition, Taste it, before You Swallow it

Jumat, 20 Januari 2012

Power Greater a.k.a Higher Power

Ada 1 topik yg tadi sempet jadi bahan diskusi di grup... ada pertanyaan "apa sii maksudnyaa higher power..??" krn sampe skrg gw gaa tau dan belum nemu apaa sii higher power gw...

Bahan diskusi yang menarik.. yang akhirnya jadi pembahasan panjang.. Nice..

Ini si pendapat pribadi gw... dalam step 2 dibilang "Tiba pda keyakinan bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari diri kita, yang mampu mengembalikan kita pada kewarasan"

Ada 3 kata kunci yang bisa gw garis bawahin :
1. Keyakinan
2. Kekuatan yang lebih besar
3. Mengembalikan pada kewarasan
Dimana prinsip dasar dari step 2 ini yaitu mengubah kecacatan karakter keragu-raguan menjadi keyakinan

Mnurut pendapat gw, tiap orang punya hak penuh untuk mendeskripsikan "Power Greater".. ada yg bilang power greater mreka adalah TUHAN, Orangtua, Anak, Keluarga, Teman, Diri sendiri, atau apalah. Ga ada yg salah dan ga ada yg nyalahin juga selama mreka bs kembali dan ttap waras.

Keyakinan bahwa ada hal-hal diluar diri kita yg mampu mngatur diri kita, mengontrol, mmbuat pikiran dan emosi kita kmbali pada kewarasan.

Hal yg seharusnya gw pikirin adalah bagaimana caranya spy gw tetap berproses untuk mendapatkan "Keyakinan" trhadap "Power Greater". Bagaimana gw tetep bs mencari, brtanya, merasakan, dan blajar dari pngalaman hidup gw slama ini, sampai akhirnya gw tiba pada satu momen dmana gw brani ambil keputusan aan hidup gw sndiri utk mnuju kepada kewarasan.

Recovery is not about discussion and argumentation
Recovery is about Practice and Process

" Believing that a higher power will take care of us in certain ways better than we can take care of ourselves, if we only genuinely throw ourselves upon it and consent to use it, it finds the belief, not only not impugned, but corroborated by its observation "

Selasa, 17 Januari 2012

Diversion

"When you feels stuck and Hopeless, Flip a Coin
At least when the coin is in the air, You Know exactly what you hope for"

Pengalihan bukanlah sebuah Pelarian... Pengalihan sama seperti pernyataan diatas, koin yang digambarkan merupakan media pengalihan saat kita dihadapi masalah. lantas tujuan dari pngalihan itu sndiri apa?
Ada yg pernah bilang, ada 2 pilihan saat lo dihadapin masalah :
1. Finish the Problem whatever Your Situation
2. Heal your Emotion 

Diversion berguna utk statement yg kedua, dengan hrapan setelah emosinya stabil, kita bisa ngeliat masalah secara lebih objektif en nyeleseinnya dengan cara yg paling proper

Banyak dari kita trmasuk gw sndiri hanya trfokus pada cara untuk bs kluar dari permasalahan, tanpa bisa menyeimbangkan dengan emosi diri saat itu, hal ky gini juga yg bikin gw ngambil keputusan yg salah dulu setiap kali dihadepin sama masalah.

Pikir, Rasa, Tindakan... Gmn mau mikir jernih kalo masih marah2, gmn mau sabar kalo pikiran negatif mulu, dll....
Every little step you take have to be progression... 
Every single breath you take have to shown patience
Every words you say have to be postive

Recovery is a part of life ,, its not an event or destination.. it have no time limited, that's why we need to be creative to deal with it.. open minded and think different... when you think different, you'll be Unusual NOT As Usual... that's creative means.
People will laugh at u, cause you are Unusual
Just remember people laugh at wright brothers when they hve a dream that people can fly,, now u see we have an airplane
Just remember a teacher say edison is too stupid,, now we have an electricity

Creative idea is the most expensive talent and it priceless.
Its a habit not an intelectual.
 


Sabtu, 07 Januari 2012

Letter 2 My Late Mom


I'm not a rich man who has a lot of money ... My Parents not a rich man whose prepared a lot of money and treasure for their heritage....

But I have One Heritage from My Mom which last forever event I spent it all the time...

SPIRIT...!!!! Yess that's it...
My Mom has give me the most expensive heritage that I ever had... She taught me how to live, She taught me how to thanks, and the Most important things is She taught me how to stand on my own foot....

Thank u Mom for your Heritage... You are the Guardian Angel for Me... You are the Light when I can't see.. And You Are the Only One who could Accept, Love, and Care to me whenever the situation is.

Wish I could turn back the time... !!!!
Thanks GOD, YOU'VE Sent one of YOUR BEST GUARDIAN ANGEL for me for almost 30 years.. IT MEANS.A LOT... Alhamdulillah 4 Everything...

Jumat, 06 Januari 2012

Addiction is a Disease


Addiction is a Disease.....!!!!
Percaya Ga percaya ini bukan cuma ngelanda Para Pecandu Narkotik aja...
Adiksi adalah penyakit yang dapat menyerang setiap manusia....
Jangan mentang-mentang adiksi identik dengan ketergantungan trus kita anggep ini cuma untuk pecandu narkotik doank...... BIG MISTAKES....!!!!!

Pada saat lo berusaha untuk mengontrol sesuatu MAKA Pada saat itulah lo udah mulai addict dengan sesuatu yang mau lo kontrol.... Ga Percaya..??? Contoh....

" Gw mah kaga bakal mau make etep, gw mah minum aja.... itu juga cuma weekend doank "
kata-kata "weekend doank" ini yang nunjukin kalo sebenernya lo udah addict tapi lo ga sadar aja.... weekend doank TAPI HARUS... kalo weekend lo ga mabok kayanya weekend lo ga SAH....

contoh lain yang ga ada hubungannya ama narkotik....
" gw kaga bakal mau make2 narkotik ... ngapain ngerusak diri aja... mendingan gw maen perempuan..." hahahahahahhahahaha, lo liat deh.... ngerusak diri sendiri sii engga... TAPI nyakitin orang (perempuan)... dan kalo ga maenin perempuan kayanya iudupnya ga enak.. ga ada tantangan....

contoh lain.....
" Pikir pake logika yaa.... karena contoh yang mau gw angkat harus dipikir pake nalar sehat "....... mungkin ga, ada orang yang mau nyalonin dirinya untuk jadi pemimpin bahkan ngeluarin modal yang sangat sangat ga sedikit untuk jadi pemimpin yang amanah dan jujur.....????? jawab pake nalar sehat..!!!!

ciri-ciri pemimpin amanah :
1. Tidak pernah menggunakan sesuatu milik dinas untuk kepentingan PRIBADI
2. Tidak pernah melebih-lebihkan dan mengurangi sesuatu ( termasuk anggaran )
3. Jujur
4. Peduli dengan rakyat kecil
5. Rela mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan bersama
6. Bekerja untuk rakyat (bukan untuk golongan)
7. YANG PASTI .... TAKUT DENGAN AZAB ALLAH SWT apabila ia tidak dapat bersikap amanah

udah gitu... tanggung jawabnya juga gede banget.... bukan sekedar laporan pertanggung jawaban didepan wakil rakyat yang ketiduran doank lho.... ( itu mah ga penting )....
yang terpenting tanggung jawab di pengadilan akhir... pengadilan yang seadil-adilnya......

Sekarang pake nalar dan logika kita yang sehat..!!!!!
mungkin ga .. ada yang mau nyalonin diri jadi pemimpin bahkan sampe keluar modal ratusan juta bahkan milyaran untuk jadi pemimpin amanah......
kalo jawabannya masih mungkin.... segera.. periksakan diri anda ke psikiater terdekat....!!!!

salah ga kalo perilaku kaya gitu gw bilang kalo masih sangat banyak orang-orang yang punya penyakit adiksi / kergantungan ......
1. ketergantungan terhadap harta
2. ketergantungan terhadap jabatan
3. ketergantungan terhadap rasa ingin dihormati, disanjung, dipuji, ditepok tanganin, ditakuti, atau disegani
4. ketergantungan untuk makan orang lain yang lebih susah
5. ketergantungan untuk ngejilat orang yang ada diatasnya
6. dll.

Kelebihan pecandu narkotik apa dibandingin orang-orang yang ga make....
Seengganya .. pecandu narkotik sadar apa yang jadi penyakitnya dan gimana nyembuhinnya...
banyak cara alternatif dan terapi medis untuk memulihkan ketergantungan narkotik...

yang kasian khan kalo penyakitnya ga ketauan... maksudnya ga sadar ama penyakitnya udah gitu ngerasa paling bener.... udah .. makin jadi dah...
sebenernya banyak orang-orang yang bermasalah dengan adiksi..... tapi sayangnya dia ga sadar kalo dirinya bermasalah...

ciri-ciri orang dengan penyakit adiksi :
1. penyangkalan sangat kental ( denial )
2. merasa dirinya tidak bermasalah
3. Hidup menjadi tidak terkendali ( dalam arti, kadang kita jadi ga tau mana yang bener mana yang salah... karena kita terfokus sama satu hal yang kita tuju --- obsesive / compulsive )
4. PMP (Pren Makan Pren)...
5. Hukum dibuat untuk dilanggar...
6. dll.......

Coba deh renungin salah satu pendekatan terapi 12 langkah yang sempet gw pelajarin....
Langkah 1
Saya mengakui bahwa saya tidak berdaya terhadap ADIKSI saya, sehingga membuat hidup saya menjadi tidak terkendali

Note ---> Garis bawahin kata-kata.. TIDAK BERDAYA, ADIKSI ( fokusin ke satu hal .. contoh : wanita, uang, judi, dll. ), HIDUP MENJADI TIDAK TERKENDALI

Langkah 2
Tiba pada keyakinan bahwa ada Kekuatan Yang Lebih Besar dari diri saya yang mampu mengembalikan saya kepada kewarasan

Note ---> Kekuatan Yang Lebih Besar disini tidak selalu berarti TUHAN, ini dapat berarti apa saja bergantung kepada persepsi masing-masing individu.... Kewarasan disini adalah tau mana yang bener tau mana yang salah, jalanin yang bener dan tinggalin yang salah (jadi bukan hanya tau doank )

Langkah 3
Membuat keputusan untuk mengalihkan niat dan kehidupan pada TUHAN sebagaimana saya memahami TUHAN

Note ---> adanya keberanian dalam diri untuk berserah diri kembali pada TUHAN sesuai agama dan keyakinan anda masing-masing

Keywords
1. H = Honesty
2. O = Openess
3. W = Willingness

Kejujuran dan Keterbukaan ga akan pernah ada kalo anda belum punya kemauan untuk ngejalaninnya...



-- Adiksi terletak diantara kedua telinga anda --

Magis Religius Society



Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau-pulau kecil dimana didalamnya berdiam ribuan suku dengan berbagai ragam bahasa, adat, budaya, dll. kemajuan tekhnologi hanya dapat dilihat dan dirasakan oleh sebagian kecil rakyat Indonesia, khususnya yang berdomisili di kota-kota besar, dimana jumlahnya masih merupakan minoritas dari keseluruhan penduduk Indonesia.

Pendekatan dengan cara ilmiah dapat diterima oleh sebagian masyarakat dimana "sebenarnya" kata sebagian itu merupakan kaum minoritas dari keseluruhan. 

Contoh :
1. Pernahkah anda melihat antrian pasien seorang dokter sebanyak dan seantusias antrian "pasien" seorang anak bernama Ponari..???
2. Pernahkah anda melihat dukungan massa parpol seantusias dan semurni dukungan massa pada kegiatan Tabligh Akbar...???
3. Pernahkah anda melihat ketaatan hukum seorang warga sepatuh dan setakut terhadap hukum adat daerahnya..???
Memang betul hukum dapat dibentuk dengan 2 cara, yakni kodifikasi dan modifikasi ,, Pertanyaan selanjutnya adalah "apa sih yang sebenarnya menjadi tujuan dari dibentuknya hukum??" apakah hanya sekedar untuk meng-gol-kan kepentingan segelintir kelompok atau memang untuk menciptakan ketertiban, kedamaian, dan keamanan bagi rakyat..??

Apakah masuk akal bila seorang penyalahguna / pecandu Narkoba yang dinilai sakit secara fisik dan psikis dikenakan pidana penjara bertahun-tahun..?? tujuan apa yang ingin dicapai dari hukuman ini? Penjeraan kah?? atau Pembelajaran..?? 
Bagaimana dengan pendekatan secara kekeluargaan, kemana slogan Indonesia yang selalu mengedepankan Musyawarah untuk Mufakat...??
Secercah harapan timbul, saat saya mendengar adanya rencana terobosan dan ide untuk melakukan mediasi dalam kasus pidana.. saya berpikir inilah Indonesia.. This is the real Indonesian Minded...

sistem pemidanaan yang saat ini berlaku merupakan sistem pemidanaan warisan penjajah, mereka membentuk sistem ini pada saat menjajah Indonesia dengan tujuan mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari Negara Indonesia. sistem pemidanaan hanya mengenal :
- Hukuman Pokok : Penjara, Kurungan, Denda
- Hukuman Tambahan

Saya akan dengan antusias menambahkan , alangkah baiknya bila Kerja sosial dan Rehabilitasi dapat dimasukan kedalam sistem pemidanaan kita. dengan sistem kerja sosial kita dapat melakukan kodifikasi dari hukum adat yang berlaku di setiap daerah, dengan rehabilitasi kita dapat menggabungkan unsur-unsur lain kedalam area hukum (medis, psikiatris, dll.) dengan satu tujuan yakni tercapainya kedamaian, ketertiban, dan keamanan pada seluruh Rakyat Indonesia 


-- Lebih Baik Membebaskan 1000 orang yang Bersalah
                                       Daripada Menghukum 1 orang yang tidak bersalah --